Rabu, 13 Juni 2012

me

aku bingung dengan hidup q,entah mengapa semuanya menjadi begini.Seakan hidup ini sangat tidak baik untuk q,dalam hal pergaulan aku begitu buruk,kadang aku merasa tidak merasakan teman,bahkan aku sering menjadi bahan celaan orang,kadang ku berpikir begitu nistakah diriku di hadapan kalian sehingga kalian begitu membenci q,sering kali ku termenung menginat tentang apa yang telah ku perbuat sehingga mereka seperti itu.Salahkah dengan diriku?Salahkah dengan sifatku?apakah yang membuat kalian seperti itu padaku?apa salahku pada kalian?
sungguh dunia ini sangat kejam bagiku
apakah dunia ini hanya milik orang2 kaya dan cantik?
q sudah ta sanggup menjalani hidup ini
tapi hanya satu yang selalu menyemangatiku dalam menyemangati hidup ini,yaituORANG2 YG MENYAYANGIKU dan aku tidak ingin mengecewakn mereka
semoga Allah mendengar setiap doa yang aq panjatkan

tbc


TUGAS AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
 “TUBERCULOSIS (TBC)”
SEMESTER II

Instruktur: Anis Khotimah,Skm



                                                                                                                              







Disusun :
Nama                  :Sri Hernawati Florentina
NIM                    :14.11.2743
Kelas                  :G/KM/II
Kelompok           : G 13



KONSENTRASI SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN REKAM MEDIS
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

Daftar isi

HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
Kata pengantar.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. III
Bab I pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 2
Bab II Landasan Teori................................................................................... 3
2.1 Kesehatan Secara Umum.............................................................. 3
2.2 Konsep Sehat dan Sakit .............................................................. 4
    2.3. Teori TBC.................................................................................... 11
Bab III Pembahasan
3.1            Definisi TBC
3.2            penyebab Terjadinya TBC
3.3             Tanda dan Gejala Penyakit TBC
3.4            Pengobatan dan Pencegahan TBC
Bab IV penutup............................................................................................ 26
    4.1 kesimpulan.................................................................................... 26
    4.2 saran............................................................................................. 26
Daftar pustaka.............................................................................................. 27
Lampiran


KATA PENGANTAR

          Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas akhir praktek Mikrobiologi dasar yang berjudul “TBC”
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
            Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
            Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Yogyakarta, Mei 2012
Penulis



SRI HERNAWATI F
 
Bab I
Pendahuluan
                                                     
1.      Latar Belakang Masalah
CIAMIS, (PRLM).- Sebanyak 1.101 warga tatar Galuh Ciamis positif mengidap Tuberkulosis (TBC atau Tb paru) pada tahun 2010. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan kondisi Tahun 2009 yang hanya 878 penderita.Masih banyaknya penderita Tb paru tersebut menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, dr. H. Yoyo, berkenaan dengan pola hidup masyarakat serta menyangkut kebersihan lingkungan dan perilaku penderita. Faktor penting lainnya adalah perilaku penderita yang kadang kala tidak disiplin minum obat. ''Berdasarkan evaluasi, banyaknya kasus yang belum sembuh tersebut juga erat kaitannya dengan perilaku penderita, seperti tidak disiplin minum obat. Padahal salah satu faktor penyembuhan adalah kedisiplinan dalam minum obat,'' tutur dia, di sela Monitoring dan Evaluasi serta Validasi Data TB 2010, Jumat (18/2).
Dia mengatakan, sasaran suspek tahun 2010 sebanyak 17.325 orang, sedangkan sadaran penderita positif sebanyak 1.732 orang. Pencapaian pendataan yang positif menderita Tb paru sebanyak 1.101, sementara pencapaian kesembuhan 360 atau sekitar 32,6 persen. Jumlah tersebut lebih banyak apabila dibandingkan dengan kondisi tahun 2009, tercatat suspek sasaran sebanyak 11.325, sasaran positif sebanyak 1.732 orang, pencapaian kesembuhan sebanyak 885 orang atau 90,4 persen. ''Untuk tingkat kesembuhan tahun 2010, datanya masih dalam proses pengumpulan serta evaluasi, sehingga masih dimungkinkan adanya penambahan persentasi penderita yang sembuh,'' ujarnya.
          Penderita Tb paru yang terdeteksi tersebut berdasarkan hasil pendataan dari sarana kesehatan masyarakat mulai dari 51 Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas) yang tersebar di 36 kecamatan, rumah sakit umum serta lembaga pemasyarakatan atau Lapas Ciamis. Sebagian besar penderitanya adalah menyerang usia produktif. Meskipun demikian banyak pula penderita yang masih anak-anak. ''Dimungkinkan kondisi di lapangan bisa lebih banyak, sebab tidak menutup kemungkinan ada penderita yang tidak menjalani perawatan,'' ujarnya. Dia mengatakan, salah satu kunci keberhasilan proses penyembuhan adalah disiplin penderita dalam minum obat. Untuk obat Tb paru, lanjutnya, diberikan secara gratis atau tidak dipungut biaya. ''Memang ada kalanya penderita yang lupa minum obat. Oleh karenanya perlu ada PMO (Pengawas Minum Obat), bisa dari keluarga atau tetangga dekat. Dengan demikian penderita tidak terlambat minum obat. Gagalnya penyembuhan sebagian disebabkan karena malas atau tidak disiplin minum obat,'' kata Yoyo.
Berkenaan dengan ketersediaan obat Tb paru, dia mengatakan, sampai saat ini stok obat di Dinas Kesehatan Ciamis tersedia cukup untuk pengobatan hingga tahun 2012. Untuk mengatasi atau menuntaskan pengobatan Tb paru, tutur Yoyo, pihak Dinas kesehatan beserta instansi terkait secara rutin menggelar sosialisasi. Dengan cara tersebut masyarakat harus aktif melakukan \ pemeriksaan dan pengobatan. ''Sekali lagi paket obat Tb paru gratis. Kami berharap penderita yang aktif melakukan pengobatan, untuk mengingatkan dinas juga terus melakukan sosialisasi,'' tuturnya.(A-101/das)***
2.      Rumusan Masalah
1.      Apa Definisi TBC?
2.      Mengapa seseorang bisa sampai terkena penyakit TBC?
3.      Bagaimana tanda dan gejala penyakit TBC?
4.      Bagaimana Pengobatan dan Pencegahan TBC?
5.      Etiologi paru?
6.      Patofisiologi TBC?
7.      Hal-hal apa saja yang di perhatikan dalam penularan infeksi Mycobacterium Tuberculosis?
8.      Stadium TBC?
9.      Komplikasi TB?
10.  Apa saja penanganan TBC?
11.  Pengaruh Tuberculosis pada kehamilan dan janin?
12.  Cara pengobatan TB pada kehamilan?
13.  Klasifikasi TB paru?
3.       Tujuan Penulisan
1.      Untuk menjelaskan Definisi TBC
2.      Mengetahui penyebab terjadinya TBC
3.      Untuk menjelaskan tanda dan gejala penyakit TBC
4.      Mengetahui cara penyembuhan dan Pencegahan TBC
Bab II
Landasan Teori

       I.            Kesehatan Secara Umum
Kesehatan itu sangat  luas bahasannya, mulai dari pelayanannya, masalah kesehatan yang ada di masyarakat, kesehatan menurut beberapa pendapat, ciri-ciri orang sehat, ciri-ciri masyarakat sehat,  kesehatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja atau lingkungan tempat tinggal, dan banyak lagi tentang teori-teori ataupun bahasan yang mengangkat tentang kesehatan itu sendiri, yang di maksud dengan Pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan terdepan yang pertama kali di perlukan masyarakat (puskesmas), cenderung pada pelayanan promotif dan prefentif. Program pokok puskesmas didasarkan basic seven of health care services WHO:MCHC(Maternal and Child Health Care), MC(Medical Care),  ES(Environtmental Sanitation), HE(Health Education), SL(Simple Labolatory), CDC(Communicable Disease Control), SS (Simple Statistic).Yang di jabarkan adalah program yang berupa:KIA, KB,Kesehatan Sekolah, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Gigi,Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Labolatorium, Pemberantasan Penyakit Menular(P2M), Peningkatan Gizi, Kesehatan Lingkungan, dan Pengobatan.
Pelayanan kesehatan itu sendiri diantaranya adalah rumah sakit. Rumah sakit ada 2 macam yaitu a.Rumah sakit umum, cirinya siaga 24 jam dan melayani hampir semua penyakit.b.Rumah sakit khusus,diantaranya RS anak,Trauma center, Rs bersalin. Akan tetapi ada yang juga yang menyebutkan bahwa rumah sakit ada empat macam,yaitu:a. rumah sakit pemerintah b. rumah sakit ABRI, c. rumah sakit departemen lain(BUMN), d. Rumah sakit swasta.Tipe rumah saki ada 5 yaitu:
1.      RS Tipe A:pelayanan luas,rujukan tertinggi(top referral hospital), RS pusat
2.      RS Tipe B:pelayanan terbatas, di ibukota propinsi,rujukan dari rumah sakit kabupaten
3.      RS Tipe C:pelayanan terbatas, di ibukota kabupaten, rujukan dari puskesmas
4.      RS Tipe D:pelayana terbatas(kedokteran umum dan gigi), rujukan dari puskesmas
5.      RS Tipe e:menyelenggarakan 1 macam pelayanan kesehatan(RS paru, RSkusta,dl)


Secara umum yang di maksud dengan kesehatan itu sendiri adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek, dan merupakan  tingkat fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme.Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1948, kesehatan didefinisikan sebagai "keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan". Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa untuk Promosi Kesehatan, mengatakan bahwa kesehatan adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari kehidupan. Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber daya sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.Secara keseluruhan kesehatan dicapai melalui kombinasi dari fisik, mental, dan kesejahteraan social yang bersama-sama sering disebut sebagai "Segitiga Kesehatan".
Masalah-masalah kesehatan di indonesia itu diantaranya adalah tingginya angka pertumbuhan penduduk,tingginya kematian ibu dan anak, tinggi angka kesakitan karena penyakit menular, meningkatnya angka kesakitan karena penyakit tidak menular dan masalah kesling.
Blum (1974) menegaskan bahwa tidak hanya sehat secara fisik saja yang mempengaruhi sehat atau tidaknya seseorang. Ada factor-faktor lain, yakni factor keturunan, factor lingkungan, factor pelayanan kesehatan dan factor perilaku. Dengan demikian dapat disusun suatu skema blum. Factor perilaku hanyalah sebagian dari masalah yang harus kita upayakan untuk menjadikan individu dan masyarakat menjadi sehat. Kita harus ingat bahwa masyarakat harus kita sadarkan,selain itu ada factor-faktor lain yang mempunyai peranan yang tidak kurang pentingnya terhadap kesehatan.
Sejarah ilmu kesehatan ada dua aliran yaitu:
1.      Aliran pertama: lebih di sebut sebagai pendekata kuratif atau pengobatan,aliran ini menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit)atau reaktif.Sasarannya adalah individual,kontak terhadap sasaran hanya satu kali,jarak antar pasien dan petugas cenderung jauh dan menangani pasien pada system biologisnya saja
2.      Aliran kedua:disebut juga pendekatan preventif atau pencegahan, mencari masalah kesehatan,sasaranna adalah masyarakat yaitu masalh kesehatan yang berkaitan dengan masyarakat,bersifat kemitraan serta menangani pasien dari segi bio-psikologis dan social dengan pendekatan holistic.


    II.            Konsep Sehat dan Sakit
·                    Dasar pengertian sehat
Sehat atau kesehatan dapat di artikan sebagai kondisi yang normal dari kehidupan manusia. Kesehatan adalah hak azasi yang di bawa setiap manusia sejak lahir. Hidup sehat adalah hidup yang mengikuti hokum alam atau cara-cara alamiah, baik dari segi fisik, jiwa, dan lingkungan hidupnya.
Teori weber (action reaction) menyebutkan bahwa individu akan merubah prilaku kesahatnnya melalui tindakan yang di dalamnya mengandung beberapa unsur yaitu: pengalaman, persepsi, pemahaman dan penafsiran. Dalam konsep sakit dalam ilmu sosiologi dan antropologi di katakana bahwa ada 2 konsep, yaitu:
*      Naturalistic (di mana di sini seseorang di katakana sakit karena dengan cirri-ciri panas,demam ,dll)
*      Personalitik (dimana seseorang di katakana sakit karena factor dari manusia itu sendiri misalnya sakit karena di santet, kemasukan roh gaib, dll)
Sakit dan sehat itu berhubungan dengan:
*      Prilaku sakit yaitu: tindakan yang dilakukan oleh individu sakit agar memperoleh kesembuhan
*      Prilaku sehat yaitu tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya
Menurut WHO sehat adalah Suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemhan.Mengandung 3 karakteristik :
·      Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
·      Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan ektersnal.
·      Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Batasan sehat menurut WHO mencakup :
·         Sehat fisik: Sehat fisik dapat diartikan sebagai kondisi badan yang serasi dengan tanda-tanda utama kulit bersih, mata bersinar, rambut subur, otot badan kuat, tidak terlalu gemuk, nafas yang segar, nafsu makan yang baik, tidur nyenyak BAB dan BAK teratur, gerakan badan supel dan mudah terkoordinasi, semua organ badan dalam ukuran yang sebanding dan berfungsi normal, semua indra berfungsi lengkap, dan berat badan dan tinggi badan sesuai dengan kondisi pertumbuhan.
·         Sehat mental: dalam  jiwa yang sehat terletak jiwa jiwa yang kuat, sehat fisik dan mental merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, Criteria orang sehat mental adalah harus merasa puas dengan dirinya sendiri, harus dapat menyesuaikan dirinya dengan orang lain di lingkungannya, dan harus dapat mengendalikan dirinya sendiri dengan baik,
·         Sehat social: menekankan pada kemampuan untuk hidup bersama dengan masyarakat di lingkungannya dengan penuh rasa kebersamaan, tolong-menolong, saling menghormati, dan saling menghargai.
·         Sehat spiritual: Manusia sebagai mahkluk yang berakal dan berbudaya akan merasa kurang lengkap kepada sesuatu yang bukan fisik, mental atau social yaitu kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sehat digolongkan menjadi sehat secara individual dan sehat secara masyarakat.Ciri-ciri masyarakat sehat itu sendiri adalah:
1.      Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
2.      Mampu mengatasi masalah kesehatan yang sifatnya sederhana
3.      Adanya peningkatan upaya kesling
4.      Peningkatan status gizi masyarakat yang berkaitan dengan peningkatan status social ekonomi masyarakat
5.      Adanya peranan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan penyakit.
Sehat bukan  merupakan suatu kondisi tetapi merupakan  penyesesuaian,  bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan  proses. Proses disini adalah adaptasi individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapai terhadap lingkungan sosialnya.
Menurut Pender (1982) Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankanstabilitas dan integritas struktural.
Pengertian sehat menurut perseorangan dan gambaran seseorang tentang sehat sangat bervarias.Faktor yang mempengaruhi seseorang sakit diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Status Pekembangan.
2.Pengaruh sosial dan cultural.
3. Pengalaman masa lalu.          
4. Harapan sesorang tentang dirinya.
·                     Dasar pengertian sakit
WHO tidak dapat membuat ddefinisi tentang penyakit tapi merumuskan definisi sehat. Menurut kamus Webster batasan penyakit adalah keadaan yang tidak nyaman dimana kesehatan badan terganggu secara nyata, penyimpangan dari keadaan sehat, perubahan dalam badan manusia sehingga penampilan dan fungsi-fungsi terganggu atau menyimpang.
Menurut English Dictionery member batasan penyakit sebagai keadaan dari badan atau sebagian badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.Batasan tersebut di anggap belum cukup karena mengandung pengertian seolah-olah penyakit tadi adalah kondisi yang statis, padahal penyakit adalah proses yang berlangsung secara dinamis.
Dari segi ekologi penyakit di anggap sebagai gangguan penyesuaian dari organ tubuh manusia dengan lingkungannya.Lingkungan di sini mencakpu lingkungan fisi, sosio-kultural, spiritual, dll.Manusia dalam berbagai kondisi atau segi lingkungann yang berbeda, bereaksi atau menanggapi penyakit yang sama secara berbeda-beda, termasuk dalam kondisi (segi lingkungan) termasuk juga prilaku(pengetahuan, sikap dan perbuatan.
 III.            Teori TBC
Beberapa pengertian TBC antara lain sebagai berikut:
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
TBC merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri  Mycobacterium tuberculosae, yang menyerang bagian jaringan paru juga bisa menyerang bagian tubuh yang lain seperti tulang, kelenjar limfe, selaput otak, sendi, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan bagian tubuh lainnya akibat dari penyebaran  bakteri dari paru-paru ke organ lain.
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai Koch Pulmonum (KP)
TBC adalah suatu infeksi kronik jaringan paru yang disebabkan Mycobacterium tuberculosae (Herdin, 2005). TB Paru (tuberculosis) adalah penyakit menular yang langsung disebabkan oleh kuman TB (Mycobaterium tuberculosa). Sebagian besar kuman TBC ini menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya ( Depkes RI, 2006 ). Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parenkim paru, dapat juga ditularkan kebagian tubuh yang lainnya (Brunner, 2002).
atMenurut Crofton (2002) adapun penyebab dari seseorang terkena TBC adalah sebagai berikut:
1.      Basil Tuberkel (Mycobacterium tuberculosis) merupakan penyebab utama TBC di  dunia termasuk di dunia.
2.      Mycobacterium africanum adalah penyebab  TBC yang terdapat di afrika. Perbedaan penting satu-satunya adalah bahwa basil ini sering resisten terhadap tiasetazon, sehingga penderita yang menggunakan tiasetazon akan mengalami TBC yang susah untuk disembuhkan (Crofton, 2002).
3.      Mycobacterium Bovis pada suatu ketika menyebabkan infeksi yang luas pada ternak di Eropa dan Amerika. Infeksi sering kali ditularkan  oleh manusia lewat susu ternak yang mereka konsumsi, sehingga orang yang meminum susu dari ternak tersebut, maka akan berisiko tertular penyakit TBC.
4.       Mikobakteria non-tuberkulosis. Penyakit ini disebabkan oleh basil menjadi relatif lebih penting di Negara-negara maju, seperti di bagian Amerika Serikat dan Australia. Dimana tuberculosis sudah berkurang saat ini. Penyakit ini mungkin menyerang pada orang yang terinfeksi HIV karena lemahnya sistem imunitasnya. Sering resisten terhadap banyak obat-obatan sehingga susah disembuhkan.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa.
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Bab III
Pembahasan

1.      Apa Definisi TBC?
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
2.       Mengapa seseorang bisa sampai terkena penyakit TBC?
Bakteri Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa.
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant (istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen. Pada sebagian orang dengan sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya. Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak. Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-pasru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak).
Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif terinfeksi TBC. Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini, banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat, meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun, virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam terjadinya infeksi TBC.
3.      Bagaimana tanda dan gejala penyakit TBC?
Tanda-tanda penyakit TBC, yaitu:
1.         Batuk lebih dari empat minggu. Pengobatan biasa yang dilakukan seperti biasa tak mampu meredakan frekuensi batuk.
2.         Batuk menahun dan berlendir, terutama waktu bangun tidur.
3.         Panas ringan (sumeng-sumeng) pada sore hari dan berkeringat pada malam hari.
4.         Terdapat rasa sakit pada dada atau punggung atas.
5.         Berat badan turun dan badan semakin lemah dalam beberapa tahun berurutan.
6.         Pada anak-anak sering kali dapat diraba di tepi kanan atau kirinya terdapat benjolan (pembengkakan kelenjar-kelenjar).
            Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
a.       Gejala sistema/umum
v   Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
v   Penurunan nafsu makan dan berat badan
v   Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).
v   Perasaan tidak enak (malaise), lemah.



b.      Gejala khusus
v   Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
v   Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
v   Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
v   Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, penyakit TBC dapat terdeteksi kalau diketahui adanya kontak dengan pasien Penyakit TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang kontak dengan penderita Penyakit TBC paru dewasa memberikan hasil uji tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita Penyakit TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
4.      Bagaimana Pengobatan dan Pencegahan TBC?
ü  Pengobatan
TB Paru diobati dengan obat anti tuberkulosis selama periode 6 -8 bulan. Limamedikasi garis depan : Isoniasid (H), Ripamfisin (R), Streptomisin (S), Etambutol (E) dan Pirazinamid (Z). Pengobatan diberikan dalam 2 tahap : tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan tahap lanjutan penderita minum obat 3 kali seminggu. Panduan obat yang ada di Indonesia meliputi :
a.       Kategori 1 ; tahap intensif terdiri dari HRZE selama 2 bulan dan tahap lanjutan terdiri dari HR selama 4 bulan. Panduan ini diberikan pada penderita baru BTApositif, BTA negatif rontgen positif yang sakit berat dan TBC ekstra paru berat 
b.      Kategori 2 ; tahap intensif diberikan selama 3 bulan terdiri dari 2 bulan dengan HRZE dan suntikan Streptomisin setiap hari, 1 bulan dengan HRZE. Untuk tahaplanjutan penderita diberi HRE selama 5 bulan. Panduan ini untuk penderitakambuh,gagal atau setelah lalai (after default).
c.       Kategori 3 ; tahap intensif dengan HRZ selama 2 bulan dan tahap lanjutan denganHR selama 4 bulan. Panduan ini untuk penderita BTA negative rontgen positif sakitringan, ekstra paru ringan
ü  Pencegahan
1.      Penderita tuberculosa paru:
Minum obat secara teratur sampai selesai
Menutup mulut waktu bersin atau batuk
Tidak meludah di sembarang tempat
Meludah di tempat yang kena sinar matahari atau di tempat yang diisi sabun atau karbol/lisol
2.      Untuk keluarga:
Jemur tempat tidur bekas penderita secara teratur
Buka jendela lebar-lebar agar udara segar & sinar matahari dapat masuk
Kuman TBC akan mati bila terkena sinar matahari
1.      Pencegahan yang lain
Imunisasi pada bayi
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi
5.      Etiologi paru?
TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium.
6.      Patofisiologi TBC?
Pada tuberculosis, basil tuberculosis menyebabkan suatu reaksi jaringan yang aneh di dalam paru-paru meliputi: penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag, pembentukan dinding di sekitar lesi oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa yang disebut dengan tuberkel. Banyaknya area fibrosis menyebabkan meningkatnya usaha otot pernafasan untuk ventilasi paru dan oleh karena itu menurunkan kapasitas vital, berkurangnya luas total permukaan membrane respirasi yang menyebabkan penurunan kapasitas difusi paru secara progresif, dan rasio ventilasi-perfusi yang abnormal di dalam paru-paru dapat mengurangi oksigenasi darah.
7.      Hal-hal apa saja yang di perhatikan dalam penularan infeksi Mycobacterium Tuberculosis?
Dalam penularan infeksi Mycobacterium tuberculosis hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
ü  Reservour, sumber dan penularan. Manusia adalah reservoar paling umum, sekret saluran pernafasan dari orang dengan lesi aktif terbuka memindahkan infeksi langsung melalui droplet.
ü  Masa inkubasi. Yaitu sejak masuknya sampai timbulnya lesi primer umumnya memerlukan waktu empat sampai enam minggu, interfal antara infeksi primer dengan reinfeksi bisa beberapa tahun.
ü  Masa dapat menular. Selama yang bersangkutan mengeluarkan bacil Turbekel terutama yang dibatukkan atau dibersinkan.
ü  Immunitas. Anak dibawah tiga tahun paling rentan, karena sejak lahir sampai satu bulan bayi diberi vaksinasi BCG yang meningkatkan tubuh terhadap TBC.
8.      Stadium TBC?
1.        Kelas 0: Tidak ada jangkitan tuberkulosis, tidak terinfeksi (tidak ada riwayat terpapar, reaksi terhadap tes kulit tuberkulin tidak bermakna).
  1. Kelas 1: Terpapar tuberkulosis, tidak ada bukti terinfeksi (riwayat pemaparan, reaksi tes tuberkulosis tidak bermakna)
  1. Kelas 2: Ada infeksi tuberkulosis, tidak timbul penyakit (reaksi tes kulit tuberkulin bermakna, pemeriksa bakteri negatif, tidak bukti klinik maupun radiografik).
Status kemoterapi (pencegahan) :
  • Tidak ada
  • Dalam pengobatan kemoterapi
  • Komplit (seri pengobatan dalam memakai resep dokter)
  • Tidak komplit
  1. Kelas 3: Tuberkuosis saat ini sedang sakit (Mycobacterium tuberkulosis ada dalam biakan, selain itu reaksi kulit tuberkulin bermakna dan atau bukti radiografik tentang adanya penyakit). Lokasi penyakit : paru, pleura, limfatik, tulang dan/atau sendi, kemih kelamin, diseminata (milier), menigeal, peritoneal dan lain-lain.


Status bakteriologis :
a.       Positif dengan :
·       Mikroskop saja
·       Biakan saja
·       Mikroskop dan biakan
b.      Negatif dengan :
·       Tidak dikerjakan
Status kemoterapi :
Dalam pengobatan kemoterapi sejak kemoterapi diakhiri, tidak lengkap reaksi tes kulit tuberkulin :
a.       Bermakna
b.      Tidak bermakna
  1. Kelas 4: Tuberkulosis saat ini tidak sedang menderita penyakit (ada riwayat mendapat pengobatan pencegahan tuberkulosis atau adanya temuan radiografik yang stabil pada orang yang reaksi tes kulit tuberkulinya bermakna, pemeriksaan bakteriologis, bila dilakukan negatif. Tidak ada bukti klinik tentang adanya penyakit pada saat ini).
Status kemoterapi :
a.       Tidak mendapat kemoterapi
b.      Dalam pengobatan kemoterapi
c.       Komplit
d.      Tidak komplit
  1. Kelas 5: Orang dicurigai mendapatkan tuberkulosis (diagnosis ditunda)
Kasus kemoterapi :
a.       Tidak ada kemoterapi
b.      Sedang dalam pengobatan kemoterapi.
9.      Komplikasi TB?
            Komplikasi Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan menimbulkan komplikasi seperti: pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis,TB usus.Menurut Dep.Kes (2003) komplikasi yang sering terjadi pada penderita TB Paru stadium lanjut: 1) Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan nafas. 2) Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial. 3) Bronkiectasis dan fribosis pada Paru. 4) Pneumotorak spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan Paru. 5) Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya. 6) Insufisiensi Kardio Pulmoner
10.  Apa saja penanganan TBC?
a.       Promotif
ü  Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC
ü  Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan,   cara pencegahan, faktor resiko
ü  Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.
b.      Preventif
ü  Vaksinasi BCG
ü   Menggunakan isoniazid (INH)
ü  Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.
ü   Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini.
c.       Kuratif
Pengobatan tuberkulosis terutama pada pemberian obat antimikroba dalam jangka waktu yang lama. Obat-obat dapat juga digunakan untuk mencegah timbulnya penyakit klinis pada seseorang yang sudah terjangkit infeksi. Penderita tuberkulosis dengan gejala klinis harus mendapat minuman dua obat untuk mencegah timbulnya strain yang resisten terhadap obat. Kombinasi obat-obat pilihan adalah isoniazid (hidrazid asam isonikkotinat = INH) dengan etambutol (EMB) atau rifamsipin (RIF). Dosis lazim INH untuk orang dewasa biasanya 5-10 mg/kg atau sekitar 300 mg/hari, EMB, 25 mg/kg selama 60 hari, kemudian 15 mg/kg, RIF 600 mg sekali sehari. Efek samping etambutol adalah Neuritis retrobulbar disertai penurunan ketajaman penglihatan. Uji ketajaman penglihatan dianjurkan setiap bulan agar keadaan tersebut dapat diketahui. Efek samping INH yang berat jarang terjadi. Komplikasi yang paling berat adalah hepatitis. Resiko hepatitis sangat rendah pada penderita dibawah usia 20 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 60 tahun keatas. Disfungsi hati, seperti terbukti dengan peningkatan aktivitas serum aminotransferase, ditemukan pada 10-20% yang mendapat INH. Waktu minimal terapi kombinasi 18 bulan sesudah konversi biakan sputum menjadi negatif. Sesudah itu masuk harus dianjurkan terapi dengan INH saja selama satu tahun.
Baru-baru ini CDC dan American Thoracis Societty (ATS) mengeluarkan pernyataan mengenai rekomendasi kemoterapi jangka pendek bagi penderita tuberkulosis dengan riwayat tuberkulosis paru pengobatan 6 atau 9 bulan berkaitan dengan resimen yang terdiri dari INH dan RIF (tanpa atau dengan obat-obat lainnya), dan hanya diberikan pada pasien tuberkulosis paru tanpa komplikasi, misalnya : pasien tanpa penyakit lain seperti diabetes, silikosis atau kanker didiagnosis TBC setelah batuk darah, padahal mengalami batu dan mengeluarkan keringat malam sekitar 3 minggu.
11.  Pengaruh Tuberculosis pada kehamilan dan janin?
            Kehamilan dan tuberculosis merupakan dua stressor yang berbeda pada ibu hamil. Stressor tersebut secara simultan mempengaruhi keadaan fisik mental ibu hamil. Lebih dari 50 persen kasus TB paru adalah perempuan dan data RSCM pada tahun 1989 sampai 1990 diketahui 4.300 wanita hamil,150 diantaranya adalah pengidap TB paru (M Iqbal, 2007 dalam http://www.mail-archive.com/).
Efek TB pada kehamilan tergantung pada beberapa factor antara lain tipe, letak dan keparahan penyakit, usia kehamilan saat menerima pengobatan antituberkulosis, status nutrisi ibu hamil, ada tidaknya penyakit penyerta, status imunitas, dan kemudahan mendapatkan fasilitas diagnosa dan pengobatan TB. Status nutrisi yang jelek, hipoproteinemia, anemia dan keadaan medis maternal merupakan dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas maternal.
Usia kehamilan saat wanita hamil mendapatkan pengobatan antituberkulosa merupakan factor yang penting dalam menentukan kesehatan maternal dalam kehamilan dengan TB. Jika pengobatan tuberkulosis diberikan awal kehamilan, dijumpai hasil yang sama dengan pasien yang tidak hamil, sedangkan diagnosa dan perewatan terlambat dikaitkan dengan meningkatnya resiko morbiditas obstetric sebanyak 4x lipat dan meningkatnya resiko preterm labor sebanyak 9x lipat. Status sosio-ekonomi yang jelek, hypo-proteinaemia, anemia dihubungkan ke morbiditas ibu. Kehamilan dapat berefek terhadap tuberculosis dimana peningkatan diafragma akibat kehamilan akan menyebabkan kavitas paru bagian bawah mengalami kolaps yang disebut pneumo-peritoneum. Pada awal abad 20, induksi aborsi direkomondasikan pada wanita hamil dengan TB.
Selain paru-paru, kuman TB juga dapat menyerang organ tubuh lain seperti usus, selaput otak, tulang, dan sendi, serta kulit. Jika kuman menyebar hingga organ reproduksi, kemungkinan akan memengaruhi tingkat kesuburan (fertilitas) seseorang. Bahkan, TB pada samping kiri dan kanan rahim bisa menimbulkan kemandulan. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran pada pengidap TB atau yang pernah mengidap TB, khususnya wanita usia reproduksi. Jika kuman sudah menyerang organ reproduksi wanita biasanya wanita tersebut mengalami kesulitan untuk hamil karena uterus tidak siap menerima hasil konsepsi.
Harold Oster MD,2007 dalam http://www.okezone.com/index.php mengatakan bahwa TB paru (baik laten maupun aktif) tidak akan memengaruhi fertilitas seorang wanita di kemudian hari. Namun, jika kuman menginfeksi endometrium dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Tapi tidak berarti kesempatan untuk memiliki anak menjadi tertutup sama sekali, kemungkinan untuk hamil masih tetap ada. Idealnya, sebelum memutuskan untuk hamil, wanita pengidap TB mengobati TB-nya terlebih dulu sampai tuntas. Namun, jika sudah telanjur hamil maka tetap lanjutkan kehamilan dan tidak perlu melakukan aborsi.
12.  Cara pengobatan TB pada kehamilan?
            Pada prinsipnya pengobatan TB pada kehamilan tidak berbeda dengan pengobatan TB pada umumnya. Menurut WHO, hampir semua OAT aman untuk kehamilan, kecuali streptomisin. Streptomisin tidak dapat dipakai pada kehamilan karena bersifat permanent ototoxic dan dapat menembus barier placenta. Keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang menetap pada bayi yang akan dilahirkan. Perlu dijelaskan kepada ibu hamil bahwa keberhasilan pengobatannya sangat penting artinya supaya proses kelahiran dapat berjalan lancar dan bayi yang akan dilahirkan terhindar dari kemungkinan tertular TB.
13.  Klasifikasi TB Paru
kesehatBerdasarkan hasil pemeriksaan dahak Depkes RI (2006) mengklasifikasikan TB Paru dalam berbagai kelompok  sebagai berikut:
a.    Tuberculosis pada BTA positif
tSekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu hasilnya BTA positif. Spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu hasilnya BTA positif dan foto rontgen dada menunjukkan gambaran tuberculosis aktif
b.    Tuberculosis paru BTA negatif
Pemeriksaan 3 spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu hasilnya BTA negatif dan foto rontgen dada menunjukkan tuberkulosis aktif. TBC paru BTA negatif rontgen positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu batuk berat dan ringan. Batuk berat bila gambaran foto rontgen dapat memperlihatkan gambaran kerusakan paru yang luas.
c.    Tuberculosis ekstra paru
tTuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjuar limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan lain-lain. TBC esktra paru dibagi berdasarkan pada tingkat keparahan.
d.   TBC ekstra paru ringan
tPenyakit TBC yang menyerang di tempat selain paru yang berdampak ringan terhadap manusia, misalnya TBC kelenjar limfe, pleuritis eksudative unilateral, tulang (kecuali tulang belakang) karena di dalam tulang belakang banyak terdapat serabut syaraf pusat yang mempengaruhi otak, sendi dan kelenjar adrenal.
e.    TBC esktra paru berat
kesehatPenyakit TBC yang menyerang bukan pada paru dan berdampak sangat membahayakan karena menyerang organ vital, misalnya: meningitis, millier, perikarditis, peluritis eksudative duplex, TBC tulang belakang, TBC usus, TBC saluran kencing dan alat kelamin















Bab IV
Penutup

3.1 Kesimpulan
  • Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi.
  • TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium.
3.2 Saran
·         Menutup mulut pada waktu batuk dan bersin.
·         Meludah hendaknya pada tempat tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun) atau jangan meludah sembarangan
·         Menghindari udara dingin
·         Penyakit TBC dapat dihindari dengan cara menjaga agar tempat tinggal/rumah tidak gelap, tidak lembab dan ventilasi udara harus cukup baik, sinar matahari bisa masuk ke dalam ruangan karena kuman TBC dapat mati oleh cahaya matahari. Dengan demikian, kuman yang masuk ke dalam tubuh lewat pernapasan ataupun kulit luka dapat dicegah (Misnadiarly, 2006).
·         Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari
·         Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dantidak boleh digunakan oleh orang lain
·         Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
  • Setiap pasangan yang akan merencanakan kehamilan, hendaknya berkonsultasi dulu mengenai kondisi kesehatan kepada tenaga kesehatan, termasuk bidan. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit/kelainan yang mungkin dialami calon orang tua, sehingga dapat melakukan tindakan yang lebih komprehensif dalam mengantisipasi dampak yang mungkin ditimbulkan dari penyakit yang diderita, baik bagi ibu maupun janin yang dikandungnya

Daftar pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1keperawatan08/204312005/bab1.pdfakitinfeksi (Siswanto, 2008).
http://agen-pelangsing-xamslimer.farid.web.id/obat/tag/makalah-tbc/
Hangout pelajaran ilmu kesahatn masyarakat
Hangout pelajaran sosiankes  
Hangout pelajaran organisasi management kesehatan
Hangout pelajaran hiperkes
Suryani,eko.2009.Pendidikan  Promosi Kesehatan.Yogyakarta:Fitramaya
                                                                                              



Lampiran
Kasus 1
1.101 Warga Ciamis Potisif Mengidap TBC
Sabtu, 19/02/2011 - 04:52
CIAMIS, (PRLM).- Sebanyak 1.101 warga tatar Galuh Ciamis positif mengidap Tuberkulosis (TBC atau Tb paru) pada tahun 2010. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan kondisi Tahun 2009 yang hanya 878 penderita.
Masih banyaknya penderita Tb paru tersebut menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, dr. H. Yoyo, berkenaan dengan pola hidup masyarakat serta menyangkut kebersihan lingkungan dan perilaku penderita. Faktor penting lainnya adalah perilaku penderita yang kadang kala tidak disiplin minum obat.
''Berdasarkan evaluasi, banyaknya kasus yang belum sembuh tersebut juga erat kaitannya dengan perilaku penderita, seperti tidak disiplin minum obat. Padahal salah satu faktor penyembuhan adalah kedisiplinan dalam minum obat,'' tutur dia, di sela Monitoring dan Evaluasi serta Validasi Data TB 2010, Jumat (18/2).
Dia mengatakan, sasaran suspek tahun 2010 sebanyak 17.325 orang, sedangkan sadaran penderita positif sebanyak 1.732 orang. Pencapaian pendataan yang positif menderita Tb paru sebanyak 1.101, sementara pencapaian kesembuhan 360 atau sekitar 32,6 persen. Jumlah tersebut lebih banyak apabila dibandingkan dengan kondisi tahun 2009, tercatat suspek sasaran sebanyak 11.325, sasaran positif sebanyak 1.732 orang, pencapaian kesembuhan sebanyak 885 orang atau 90,4 persen.
''Untuk tingkat kesembuhan tahun 2010, datanya masih dalam proses pengumpulan serta evaluasi, sehingga masih dimungkinkan adanya penambahan persentasi penderita yang sembuh,'' ujarnya.
Penderita Tb paru yang terdeteksi tersebut berdasarkan hasil pendataan dari sarana kesehatan masyarakat mulai dari 51 Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas) yang tersebar di 36 kecamatan, rumah sakit umum serta lembaga pemasyarakatan atau Lapas Ciamis. Sebagian besar penderitanya adalah menyerang usia produktif.
Meskipun demikian banyak pula penderita yang masih anak-anak. ''Dimungkinkan kondisi di lapangan bisa lebih banyak, sebab tidak menutup kemungkinan ada penderita yang tidak menjalani perawatan,'' ujarnya.
Dia mengatakan, salah satu kunci keberhasilan proses penyembuhan adalah disiplin penderita dalam minum obat. Untuk obat Tb paru, lanjutnya, diberikan secara gratis atau tidak dipungut biaya. ''Memang ada kalanya penderita yang lupa minum obat. Oleh karenanya perlu ada PMO (Pengawas Minum Obat), bisa dari keluarga atau tetangga dekat. Dengan demikian penderita tidak terlambat minum obat. Gagalnya penyembuhan sebagian disebabkan karena malas atau tidak disiplin minum obat,'' kata Yoyo.
Berkenaan dengan ketersediaan obat Tb paru, dia mengatakan, sampai saat ini stok obat di Dinas Kesehatan Ciamis tersedia cukup untuk pengobatan hingga tahun 2012. Untuk mengatasi atau menuntaskan pengobatan Tb paru, tutur Yoyo, pihak Dinas kesehatan beserta instansi terkait secara rutin menggelar sosialisasi. Dengan cara tersebut masyarakat harus aktif melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
''Sekali lagi paket obat Tb paru gratis. Kami berharap penderita yang aktif melakukan pengobatan, untuk mengingatkan dinas juga terus melakukan sosialisasi,'' tuturnya.(A-101/das)***
Kasus 2
DALAM dua bulan terakhir ini, kasus gizi buruk yang menimpa balita di Kab. Ciamis terus bertambah. Sebelumnya, ada dua balita warga Ciamis yang menderita gizi buruk. Ke dua balita itu adalah Agung Ramadan, warga jl. Ir. H. Juanda Ciamis, dan Asep, warga Desa Kertaharja, Panumbangan, Ciamis.
Kini, satu lagi balita mengalami gizi buruk, yaitu Kayla, anak kedua pasangan Leni (30) dan Ikin (34), warga Dusun Cimandala, RT 1 RW 4, Kelurahan Benteng, Kecamatan Ciamis. Kayla yang masih berusia 2,5 tahun ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Hampir seluruh kulit yang menutupi tubuh Kayla tampak keriput dengan berat badan yang hanya 3,5 kg kilogram, padahal berat badan normal seusianya minimal 13 kilogram. Kayla pun baru mampu duduk dan merangkak, belum bisa berjalan seperti balita lainnya.
Atas kondisinya itu, Kayla terpaksa harus dirawat di RSUD Ciamis karena berat badannya di bawah normal dan kesehatannya terus menurnun. Anak kedua pasangan Leni dan Ikin ini sudah dirawat di RSUD Ciamis selama 15 hari. Setelah didiagnosa, balita gizi buruk itu juga mengidap TBC, alergi kulit dan pernafasan.
Leni menuturkan, Kayla lahir secara normal oleh bidan setempat dengan berat 2,7 ons. Bahkan di usia 8 bulan, berat badannya sudah mencapai 4 Kg. Namun saat usianya 1,5 tahun, Kayla terserang sakit, badannya terus menurun dan sering gatal-gatal.
"Awalnya sakit dulu setahun yang lalu, dan sudah dibawa ke dokter. Kata dokter, anak saya mengidap penyakit kekurangan hormon," terang Leni saat ditemui "KP" di Ruang Melati kamar 4, Rabu (5/10) kemarin.
Leni mengaku, saat Kayla sakit, tak langsung dirawat di Rumah Sakit karena mereka tak mampu membayar biaya Rumah Sakit. "Suami saya buruh tukang cukur, penghasilannya tidak besar. Hanya cukup untuk makan dan kebutuhan sehari-hari bersama dua anak saya," ujarnya.
Menurut Petugas RSUD di Ruang melati 4, setelah dirawat selama 15 hari, saat ini kondisi Kayla sudah ada perubahan, namun belum maksimal. Berat badannya selama 15 hari dirawat bertambah 3 ons. "Setiap hari Kayla diberi susu dan makanan bergizi, serta dipantau terus oleh dokter spesialis anak. Kayla juga harus mendapat perawatan intensif karena mengidap TBC dan alergi kulit," ujarnya.K-28***