aku bingung dengan hidup q,entah mengapa semuanya menjadi begini.Seakan hidup ini sangat tidak baik untuk q,dalam hal pergaulan aku begitu buruk,kadang aku merasa tidak merasakan teman,bahkan aku sering menjadi bahan celaan orang,kadang ku berpikir begitu nistakah diriku di hadapan kalian sehingga kalian begitu membenci q,sering kali ku termenung menginat tentang apa yang telah ku perbuat sehingga mereka seperti itu.Salahkah dengan diriku?Salahkah dengan sifatku?apakah yang membuat kalian seperti itu padaku?apa salahku pada kalian?
sungguh dunia ini sangat kejam bagiku
apakah dunia ini hanya milik orang2 kaya dan cantik?
q sudah ta sanggup menjalani hidup ini
tapi hanya satu yang selalu menyemangatiku dalam menyemangati hidup ini,yaituORANG2 YG MENYAYANGIKU dan aku tidak ingin mengecewakn mereka
semoga Allah mendengar setiap doa yang aq panjatkan
Rabu, 13 Juni 2012
tbc
TUGAS
AKHIR PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“TUBERCULOSIS (TBC)”
SEMESTER
II
Instruktur:
Anis Khotimah,Skm
Disusun
:
Nama :Sri
Hernawati Florentina
NIM :14.11.2743
Kelas :G/KM/II
Kelompok : G 13
KONSENTRASI
SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN REKAM MEDIS
PROGRAM
STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
SURYA
GLOBAL YOGYAKARTA
Daftar isi
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
Kata pengantar.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. III
Bab I pendahuluan
1.1 Latar
Belakang Masalah................................................................ 1
1.2 Rumusan
Masalah......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................... 2
Bab II Landasan Teori................................................................................... 3
2.1 Kesehatan
Secara Umum.............................................................. 3
2.2 Konsep
Sehat dan Sakit .............................................................. 4
2.3. Teori TBC.................................................................................... 11
Bab III Pembahasan
3.1
Definisi TBC
3.2
penyebab Terjadinya TBC
3.3
Tanda
dan Gejala Penyakit TBC
3.4
Pengobatan dan Pencegahan TBC
Bab IV penutup............................................................................................ 26
4.1
kesimpulan.................................................................................... 26
4.2 saran............................................................................................. 26
Daftar pustaka.............................................................................................. 27
Lampiran
KATA
PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya maka penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
praktek Mikrobiologi dasar yang
berjudul “TBC”
Penulis
menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan
dengan tangan terbuka menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan
makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Yogyakarta, Mei 2012
Penulis
SRI HERNAWATI F
Bab I
Pendahuluan
1. Latar Belakang Masalah
CIAMIS, (PRLM).- Sebanyak 1.101
warga tatar Galuh Ciamis positif mengidap Tuberkulosis (TBC atau Tb paru) pada
tahun 2010. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan kondisi Tahun
2009 yang hanya 878 penderita.Masih banyaknya penderita Tb paru tersebut menurut
Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan
Kabupaten Ciamis, dr. H. Yoyo, berkenaan dengan pola hidup masyarakat serta menyangkut
kebersihan lingkungan dan perilaku penderita. Faktor penting lainnya adalah
perilaku penderita yang kadang kala tidak disiplin minum obat. ''Berdasarkan evaluasi, banyaknya
kasus yang belum sembuh tersebut juga erat kaitannya dengan perilaku penderita,
seperti tidak disiplin minum obat. Padahal salah satu faktor penyembuhan adalah
kedisiplinan dalam minum obat,'' tutur dia, di sela Monitoring dan Evaluasi serta Validasi Data TB
2010, Jumat (18/2).
Dia mengatakan, sasaran suspek tahun
2010 sebanyak 17.325 orang, sedangkan sadaran penderita positif sebanyak 1.732
orang. Pencapaian pendataan yang positif menderita Tb paru sebanyak 1.101, sementara
pencapaian kesembuhan 360 atau sekitar 32,6 persen. Jumlah tersebut lebih banyak apabila
dibandingkan dengan kondisi tahun 2009, tercatat suspek sasaran sebanyak 11.325,
sasaran positif sebanyak 1.732 orang, pencapaian kesembuhan sebanyak 885 orang atau
90,4 persen. ''Untuk tingkat kesembuhan tahun 2010, datanya masih dalam proses
pengumpulan serta evaluasi, sehingga masih dimungkinkan adanya penambahan persentasi
penderita yang sembuh,'' ujarnya.
Penderita Tb paru yang terdeteksi tersebut berdasarkan hasil
pendataan dari sarana kesehatan masyarakat mulai dari 51 Pusat Kesehatan
Masyarakat(Puskesmas) yang tersebar di 36 kecamatan, rumah sakit umum serta
lembaga pemasyarakatan atau Lapas Ciamis. Sebagian besar penderitanya adalah
menyerang usia produktif. Meskipun demikian banyak pula
penderita yang masih anak-anak. ''Dimungkinkan kondisi di lapangan
bisa lebih banyak, sebab tidak menutup kemungkinan ada penderita
yang tidak menjalani perawatan,'' ujarnya. Dia mengatakan, salah satu kunci keberhasilan proses
penyembuhan adalah disiplin penderita dalam minum obat. Untuk obat Tb paru, lanjutnya,
diberikan secara gratis atau tidak dipungut biaya. ''Memang ada kalanya penderita yang lupa minum
obat. Oleh karenanya perlu ada PMO (Pengawas Minum Obat), bisa dari keluarga atau
tetangga dekat. Dengan demikian penderita tidak terlambat minum obat. Gagalnya penyembuhan sebagian
disebabkan karena malas atau tidak disiplin minum obat,'' kata Yoyo.
Berkenaan dengan ketersediaan obat Tb paru, dia mengatakan,
sampai saat ini stok obat di Dinas Kesehatan Ciamis tersedia
cukup untuk pengobatan hingga tahun 2012. Untuk mengatasi atau menuntaskan pengobatan Tb paru,
tutur Yoyo, pihak Dinas kesehatan beserta instansi terkait secara rutin menggelar sosialisasi.
Dengan cara tersebut masyarakat harus aktif melakukan \ pemeriksaan dan pengobatan. ''Sekali lagi paket obat Tb paru
gratis. Kami berharap penderita yang aktif melakukan pengobatan, untuk
mengingatkan dinas juga terus melakukan sosialisasi,'' tuturnya.(A-101/das)***
2. Rumusan Masalah
1. Apa
Definisi TBC?
2. Mengapa
seseorang bisa sampai terkena penyakit TBC?
3. Bagaimana
tanda dan gejala penyakit TBC?
4. Bagaimana
Pengobatan dan Pencegahan TBC?
5. Etiologi paru?
6. Patofisiologi TBC?
7. Hal-hal apa saja yang di perhatikan dalam penularan
infeksi Mycobacterium Tuberculosis?
8. Stadium TBC?
9. Komplikasi TB?
10. Apa saja penanganan TBC?
11. Pengaruh Tuberculosis pada kehamilan dan janin?
12. Cara pengobatan TB pada kehamilan?
13. Klasifikasi TB paru?
3. Tujuan Penulisan
1. Untuk
menjelaskan Definisi TBC
2. Mengetahui
penyebab terjadinya TBC
3. Untuk
menjelaskan tanda dan gejala penyakit TBC
4. Mengetahui
cara penyembuhan dan Pencegahan TBC
Bab II
Landasan
Teori
I.
Kesehatan
Secara Umum
Kesehatan itu sangat luas
bahasannya, mulai dari pelayanannya, masalah kesehatan yang ada di masyarakat, kesehatan menurut
beberapa pendapat, ciri-ciri
orang sehat, ciri-ciri
masyarakat sehat, kesehatan yang berhubungan
dengan lingkungan kerja atau lingkungan tempat tinggal, dan banyak lagi tentang
teori-teori ataupun bahasan yang mengangkat tentang kesehatan itu sendiri, yang di maksud dengan Pelayanan
kesehatan adalah pelayanan kesehatan terdepan yang pertama kali di perlukan
masyarakat (puskesmas), cenderung pada pelayanan promotif dan prefentif. Program pokok puskesmas
didasarkan basic seven of health care
services WHO:MCHC(Maternal and Child Health Care), MC(Medical Care), ES(Environtmental Sanitation), HE(Health
Education), SL(Simple Labolatory), CDC(Communicable Disease Control), SS
(Simple Statistic).Yang di jabarkan adalah program yang berupa:KIA,
KB,Kesehatan Sekolah, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Jiwa, Kesehatan
Gigi,Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Labolatorium, Pemberantasan Penyakit
Menular(P2M), Peningkatan Gizi, Kesehatan Lingkungan, dan Pengobatan.
Pelayanan kesehatan itu sendiri
diantaranya adalah rumah sakit. Rumah sakit ada 2 macam yaitu a.Rumah sakit
umum, cirinya siaga 24 jam dan melayani hampir semua penyakit.b.Rumah sakit
khusus,diantaranya RS anak,Trauma center, Rs bersalin. Akan tetapi ada yang
juga yang menyebutkan bahwa rumah sakit ada empat macam,yaitu:a. rumah sakit
pemerintah b. rumah sakit ABRI, c. rumah sakit departemen lain(BUMN), d. Rumah
sakit swasta.Tipe rumah saki ada 5 yaitu:
1.
RS Tipe A:pelayanan
luas,rujukan tertinggi(top referral hospital), RS pusat
2.
RS Tipe B:pelayanan
terbatas, di ibukota propinsi,rujukan dari rumah sakit kabupaten
3.
RS Tipe C:pelayanan
terbatas, di ibukota kabupaten, rujukan dari puskesmas
4.
RS Tipe D:pelayana
terbatas(kedokteran umum dan gigi), rujukan dari puskesmas
5.
RS Tipe
e:menyelenggarakan 1 macam pelayanan kesehatan(RS paru, RSkusta,dl)
Secara umum yang
di maksud dengan kesehatan itu sendiri adalah kondisi umum dari seseorang dalam
semua aspek, dan merupakan tingkat
fungsional dan / atau efisiensi metabolisme organisme.Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1948,
kesehatan didefinisikan sebagai
"keadaan lengkap fisik, mental, dan kesejahteraan sosial dan bukan hanya
ketiadaan penyakit atau kelemahan". Pada 1986, WHO, dalam Piagam Ottawa
untuk Promosi Kesehatan,
mengatakan bahwa kesehatan
adalah "sumber daya bagi kehidupan sehari-hari, bukan tujuan dari
kehidupan. Kesehatan adalah konsep yang positif menekankan sumber daya
sosial dan pribadi, serta kemampuan fisik.Secara keseluruhan kesehatan
dicapai melalui kombinasi dari fisik, mental, dan kesejahteraan social yang
bersama-sama sering disebut sebagai "Segitiga Kesehatan".
Masalah-masalah
kesehatan di indonesia itu diantaranya adalah tingginya angka pertumbuhan
penduduk,tingginya kematian ibu dan anak, tinggi angka kesakitan karena
penyakit menular, meningkatnya angka kesakitan karena penyakit tidak menular
dan masalah kesling.
Blum (1974)
menegaskan bahwa tidak hanya sehat secara fisik saja yang mempengaruhi sehat
atau tidaknya seseorang. Ada factor-faktor lain, yakni factor keturunan, factor
lingkungan, factor pelayanan kesehatan dan factor perilaku. Dengan demikian
dapat disusun suatu skema blum. Factor perilaku hanyalah sebagian dari masalah
yang harus kita upayakan untuk menjadikan individu dan masyarakat menjadi
sehat. Kita harus ingat bahwa masyarakat harus kita sadarkan,selain itu ada
factor-faktor lain yang mempunyai peranan yang tidak kurang pentingnya terhadap
kesehatan.
Sejarah ilmu
kesehatan ada dua aliran yaitu:
1. Aliran
pertama: lebih di sebut sebagai pendekata kuratif atau pengobatan,aliran ini
menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit)atau reaktif.Sasarannya adalah
individual,kontak terhadap sasaran hanya satu kali,jarak antar pasien dan
petugas cenderung jauh dan menangani pasien pada system biologisnya saja
2. Aliran
kedua:disebut juga pendekatan preventif atau pencegahan, mencari masalah
kesehatan,sasaranna adalah masyarakat yaitu masalh kesehatan yang berkaitan
dengan masyarakat,bersifat kemitraan serta menangani pasien dari segi
bio-psikologis dan social dengan pendekatan holistic.
II.
Konsep Sehat dan Sakit
·
Dasar pengertian sehat
Sehat atau kesehatan dapat di artikan sebagai kondisi yang normal dari
kehidupan manusia. Kesehatan adalah hak azasi yang di bawa setiap manusia sejak
lahir. Hidup sehat adalah hidup yang mengikuti hokum alam atau cara-cara
alamiah, baik dari segi fisik, jiwa, dan lingkungan hidupnya.
Teori weber (action reaction)
menyebutkan bahwa individu akan merubah prilaku kesahatnnya melalui
tindakan yang di dalamnya mengandung beberapa unsur yaitu: pengalaman, persepsi,
pemahaman dan penafsiran.
Dalam
konsep sakit dalam ilmu sosiologi dan antropologi di katakana bahwa ada 2
konsep, yaitu:
Naturalistic (di mana
di sini seseorang di katakana sakit karena dengan cirri-ciri panas,demam ,dll)
Personalitik (dimana
seseorang di katakana sakit karena factor dari manusia itu sendiri misalnya
sakit karena di santet, kemasukan roh gaib, dll)
Sakit dan sehat
itu berhubungan dengan:
Prilaku sakit yaitu: tindakan yang dilakukan
oleh individu sakit agar memperoleh kesembuhan
Prilaku sehat yaitu
tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya
Menurut WHO sehat adalah Suatu keadaan yang sempurna baik
fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari penyakit atau
kelemhan.Mengandung 3 karakteristik :
· Merefleksikan perhatian pada
individu sebagai manusia.
· Memandang sehat dalam konteks lingkungan
internal dan ektersnal.
· Sehat diartikan sebagai hidup yang
kreatif dan produktif.
Batasan sehat menurut WHO mencakup :
·
Sehat fisik: Sehat fisik dapat diartikan sebagai
kondisi badan yang serasi dengan tanda-tanda utama kulit bersih, mata bersinar,
rambut subur, otot badan kuat, tidak terlalu gemuk, nafas yang segar, nafsu
makan yang baik, tidur nyenyak BAB dan BAK teratur, gerakan badan supel dan
mudah terkoordinasi, semua organ badan dalam ukuran yang sebanding dan berfungsi
normal, semua indra berfungsi lengkap, dan berat badan dan tinggi badan sesuai
dengan kondisi pertumbuhan.
·
Sehat mental: dalam jiwa yang sehat terletak jiwa jiwa yang kuat,
sehat fisik dan mental merupakan dua hal yang tidak terpisahkan, Criteria orang
sehat mental adalah harus merasa puas dengan dirinya sendiri, harus dapat
menyesuaikan dirinya dengan orang lain di lingkungannya, dan harus dapat
mengendalikan dirinya sendiri dengan baik,
·
Sehat social: menekankan pada kemampuan untuk hidup bersama
dengan masyarakat di lingkungannya dengan penuh rasa kebersamaan,
tolong-menolong, saling menghormati, dan saling menghargai.
·
Sehat spiritual: Manusia sebagai mahkluk yang berakal
dan berbudaya akan merasa kurang lengkap kepada sesuatu yang bukan fisik,
mental atau social yaitu kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Sehat digolongkan menjadi sehat
secara individual dan sehat secara masyarakat.Ciri-ciri masyarakat sehat itu
sendiri adalah:
1. Peningkatan kemampuan masyarakat
untuk hidup sehat
2. Mampu mengatasi masalah kesehatan
yang sifatnya sederhana
3. Adanya peningkatan upaya kesling
4. Peningkatan status gizi masyarakat
yang berkaitan dengan peningkatan status social ekonomi masyarakat
5. Adanya peranan angka kesakitan dan
kematian dari berbagai sebab dan penyakit.
Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan penyesesuaian, bukan merupakan suatu keadaan tapi merupakan proses. Proses disini adalah adaptasi
individu yang tidak hanya terhadap fisik mereka tetapai terhadap lingkungan sosialnya.
Menurut Pender (1982) Sehat adalah
perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan,
perawatan diri yang kompeten sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk
mempertahankanstabilitas dan integritas struktural.
Pengertian sehat menurut
perseorangan dan gambaran seseorang tentang sehat sangat bervarias.Faktor yang
mempengaruhi seseorang sakit diantaranya adalah sebagai berikut:
1.Status
Pekembangan.
2.Pengaruh
sosial dan cultural.
3.
Pengalaman masa lalu.
4.
Harapan sesorang tentang dirinya.
·
Dasar pengertian sakit
WHO tidak
dapat membuat ddefinisi tentang penyakit tapi merumuskan definisi sehat.
Menurut kamus Webster batasan penyakit adalah keadaan yang tidak nyaman dimana kesehatan
badan terganggu secara nyata, penyimpangan dari keadaan sehat, perubahan dalam
badan manusia sehingga penampilan dan fungsi-fungsi terganggu atau menyimpang.
Menurut
English Dictionery member batasan penyakit sebagai keadaan dari badan atau
sebagian badan dimana fungsinya terganggu atau menyimpang.Batasan tersebut di
anggap belum cukup karena mengandung pengertian seolah-olah penyakit tadi
adalah kondisi yang statis, padahal penyakit adalah proses yang berlangsung
secara dinamis.
Dari segi
ekologi penyakit di anggap sebagai gangguan penyesuaian dari organ tubuh
manusia dengan lingkungannya.Lingkungan di sini mencakpu lingkungan fisi,
sosio-kultural, spiritual, dll.Manusia dalam berbagai kondisi atau segi
lingkungann yang berbeda, bereaksi atau menanggapi penyakit yang sama secara
berbeda-beda, termasuk dalam kondisi (segi lingkungan) termasuk juga prilaku(pengetahuan,
sikap dan perbuatan.
III.
Teori TBC
Beberapa pengertian TBC antara lain sebagai berikut:
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah
suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa.
Bakteri ini merupakan bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu
lama untuk mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru
dibandingkan bagian lain tubuh manusia.
TBC merupakan penyakit yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosae, yang menyerang
bagian jaringan paru juga bisa menyerang bagian tubuh yang lain seperti tulang,
kelenjar limfe, selaput otak, sendi, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dan bagian
tubuh lainnya akibat dari penyebaran bakteri dari paru-paru ke organ
lain.
Penyakit TBC adalah suatu penyakit
infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini
berbentuk batang dan bersifat tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang
Tahan Asam (BTA). Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada
tanggal 24 Maret 1882, sehingga untuk mengenang jasanya bakteri tersebut diberi
nama baksil Koch. Bahkan, penyakit TBC pada paru-paru kadang disebut sebagai
Koch Pulmonum (KP)
TBC adalah suatu infeksi kronik
jaringan paru yang disebabkan Mycobacterium tuberculosae (Herdin, 2005).
TB Paru (tuberculosis) adalah penyakit menular yang langsung
disebabkan oleh kuman TB (Mycobaterium tuberculosa). Sebagian besar
kuman TBC ini menyerang paru,
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya ( Depkes RI, 2006 ). Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama
menyerang parenkim paru, dapat juga ditularkan kebagian tubuh yang lainnya (Brunner, 2002).
atMenurut
Crofton (2002) adapun penyebab dari seseorang terkena TBC adalah sebagai
berikut:
1.
Basil Tuberkel (Mycobacterium
tuberculosis) merupakan penyebab utama TBC di dunia termasuk di
dunia.
2.
Mycobacterium africanum adalah
penyebab TBC yang terdapat di afrika. Perbedaan penting
satu-satunya adalah bahwa basil ini sering resisten terhadap tiasetazon,
sehingga penderita yang menggunakan tiasetazon akan mengalami TBC yang
susah untuk disembuhkan (Crofton, 2002).
3.
Mycobacterium Bovis pada suatu
ketika menyebabkan infeksi yang luas pada ternak di Eropa dan Amerika. Infeksi
sering kali ditularkan oleh manusia lewat susu
ternak yang mereka konsumsi, sehingga orang yang meminum susu dari ternak
tersebut, maka akan berisiko tertular penyakit TBC.
4.
Mikobakteria non-tuberkulosis. Penyakit
ini disebabkan oleh basil menjadi relatif lebih penting di Negara-negara maju,
seperti di bagian Amerika Serikat dan Australia. Dimana tuberculosis
sudah berkurang saat ini. Penyakit ini mungkin menyerang pada orang yang
terinfeksi HIV karena lemahnya sistem imunitasnya. Sering resisten
terhadap banyak obat-obatan sehingga susah disembuhkan.
Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang
tercemar dengan bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat
penderita TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari
penderita TBC dewasa.
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam
paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya
tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan,
tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh
yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Bab III
Pembahasan
1.
Apa
Definisi TBC?
Tuberkulosis (TBC atau TB) adalah suatu penyakit infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Bakteri ini merupakan
bakteri basil yang sangat kuat sehingga memerlukan waktu lama untuk
mengobatinya. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan
bagian lain tubuh manusia.
2.
Mengapa seseorang bisa
sampai terkena penyakit TBC?
Bakteri Penyakit TBC
biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan bakteri Mikobakterium
tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita TBC batuk, dan pada anak-anak
sumber infeksi umumnya berasal dari penderita TBC dewasa.
Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam
paru-paru akan berkembang biak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya
tahan tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening. Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir
seluruh organ tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan,
tulang, kelenjar getah bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh
yang paling sering terkena yaitu paru-paru.
Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi
paru-paru, maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk
globular (bulat). Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC
ini akan berusaha dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri
itu oleh sel-sel paru. Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di
sekitarnya menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant
(istirahat).
Bentuk-bentuk dormant inilah yang sebenarnya terlihat
sebagai tuberkel pada pemeriksaan foto rontgen. Pada sebagian orang dengan
sistem imun yang baik, bentuk ini akan tetap dormant sepanjang hidupnya.
Sedangkan pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang kurang, bakteri
ini akan mengalami perkembangbiakan sehingga tuberkel bertambah banyak.
Tuberkel yang banyak ini membentuk sebuah ruang di dalam paru-pasru. Ruang inilah yang nantinya menjadi sumber produksi sputum (dahak).
Seseorang yang telah memproduksi sputum dapat
diperkirakan sedang mengalami pertumbuhan tuberkel berlebih dan positif
terinfeksi TBC. Meningkatnya penularan infeksi yang telah dilaporkan saat ini,
banyak dihubungkan dengan beberapa keadaan, antara lain memburuknya kondisi
sosial ekonomi, belum optimalnya fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat,
meningkatnya jumlah penduduk yang tidak mempunyai tempat tinggal dan adanya
epidemi dari infeksi HIV. Disamping itu daya tahan tubuh yang lemah/menurun,
virulensi dan jumlah kuman merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam
terjadinya infeksi TBC.
3.
Bagaimana
tanda dan gejala penyakit TBC?
Tanda-tanda penyakit TBC, yaitu:
1.
Batuk lebih dari empat minggu.
Pengobatan biasa yang dilakukan seperti biasa tak mampu meredakan frekuensi
batuk.
2.
Batuk menahun dan berlendir,
terutama waktu bangun tidur.
3.
Panas ringan (sumeng-sumeng) pada
sore hari dan berkeringat pada malam hari.
4.
Terdapat rasa sakit pada dada atau
punggung atas.
5.
Berat badan turun dan badan
semakin lemah dalam beberapa tahun berurutan.
6.
Pada anak-anak sering kali dapat
diraba di tepi kanan atau kirinya terdapat benjolan (pembengkakan
kelenjar-kelenjar).
Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai
dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama
pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinik.
a.
Gejala
sistema/umum
v
Demam tidak terlalu tinggi yang
berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam.
Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul.
v
Penurunan nafsu makan dan berat
badan
v
Batuk-batuk selama lebih dari 3
minggu (dapat disertai dengan darah).
v
Perasaan tidak enak (malaise),
lemah.
b.
Gejala khusus
v
Tergantung dari organ tubuh mana
yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke
paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan
menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah yang disertai sesak.
v
Kalau ada cairan dirongga pleura
(pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.
v
Bila mengenai tulang, maka akan
terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk
saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada muara ini akan keluar cairan
nanah.
v
Pada anak-anak dapat mengenai otak
(lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak),
gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.
Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, penyakit TBC dapat terdeteksi kalau diketahui
adanya kontak dengan pasien Penyakit TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang
kontak dengan penderita Penyakit TBC paru dewasa memberikan hasil uji
tuberkulin positif. Pada anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan
penderita Penyakit TBC paru dewasa dengan BTA positif, dilaporkan 30%
terinfeksi berdasarkan pemeriksaan serologi/darah.
4.
Bagaimana
Pengobatan dan Pencegahan TBC?
ü Pengobatan
TB Paru
diobati dengan obat anti tuberkulosis selama periode 6 -8 bulan. Limamedikasi
garis depan : Isoniasid (H), Ripamfisin (R), Streptomisin (S), Etambutol (E) dan Pirazinamid (Z). Pengobatan diberikan dalam
2 tahap : tahap intensif (awal) penderita mendapat obat setiap hari dan tahap
lanjutan penderita minum obat 3 kali seminggu. Panduan obat
yang ada di Indonesia meliputi :
a.
Kategori 1 ;
tahap intensif terdiri dari HRZE selama 2 bulan dan tahap lanjutan terdiri dari HR
selama 4 bulan. Panduan ini diberikan pada penderita baru
BTApositif, BTA negatif rontgen positif yang sakit berat dan TBC ekstra paru berat
b.
Kategori 2 ;
tahap intensif diberikan selama 3 bulan terdiri dari 2 bulan dengan HRZE dan
suntikan Streptomisin setiap hari, 1 bulan dengan HRZE. Untuk tahaplanjutan
penderita diberi HRE selama 5 bulan. Panduan ini untuk penderitakambuh,gagal
atau setelah lalai (after default).
c.
Kategori 3 ; tahap intensif dengan
HRZ selama 2 bulan dan tahap lanjutan denganHR
selama 4 bulan. Panduan ini untuk penderita BTA negative rontgen positif sakitringan,
ekstra paru ringan
ü
Pencegahan
1.
Penderita tuberculosa paru:
Minum obat secara teratur sampai
selesai
Menutup mulut waktu bersin atau
batuk
Tidak meludah di sembarang tempat
Meludah di tempat yang kena sinar
matahari atau di tempat yang diisi sabun atau karbol/lisol
2.
Untuk keluarga:
Jemur tempat tidur bekas penderita
secara teratur
Buka jendela lebar-lebar agar udara
segar & sinar matahari dapat masuk
Kuman TBC akan mati bila terkena sinar matahari
Kuman TBC akan mati bila terkena sinar matahari
1.
Pencegahan yang lain
Imunisasi pada bayi
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan
makanan bergizi
5.
Etiologi paru?
TB paru disebabkan oleh Mycobakterium
tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat
dan sensitif terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab,
tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium.
6.
Patofisiologi TBC?
Pada tuberculosis, basil tuberculosis
menyebabkan suatu reaksi jaringan yang aneh di dalam paru-paru meliputi:
penyerbuan daerah terinfeksi oleh makrofag, pembentukan dinding di sekitar lesi
oleh jaringan fibrosa untuk membentuk apa yang disebut dengan tuberkel.
Banyaknya area fibrosis menyebabkan meningkatnya usaha otot pernafasan untuk
ventilasi paru dan oleh karena itu menurunkan kapasitas vital, berkurangnya
luas total permukaan membrane respirasi yang menyebabkan penurunan kapasitas
difusi paru secara progresif, dan rasio ventilasi-perfusi yang abnormal di
dalam paru-paru dapat mengurangi oksigenasi darah.
7.
Hal-hal apa saja yang di perhatikan dalam penularan
infeksi Mycobacterium Tuberculosis?
Dalam
penularan infeksi Mycobacterium tuberculosis hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah :
ü
Reservour, sumber dan penularan. Manusia adalah reservoar
paling umum, sekret saluran
pernafasan dari orang dengan lesi aktif terbuka
memindahkan infeksi langsung melalui droplet.
ü
Masa inkubasi. Yaitu sejak masuknya
sampai timbulnya lesi primer umumnya memerlukan waktu empat sampai enam minggu,
interfal antara infeksi primer dengan reinfeksi bisa beberapa tahun.
ü
Masa dapat menular. Selama yang bersangkutan
mengeluarkan bacil Turbekel terutama yang dibatukkan atau dibersinkan.
ü
Immunitas. Anak dibawah tiga tahun
paling rentan, karena sejak lahir sampai satu bulan bayi diberi vaksinasi BCG
yang meningkatkan tubuh terhadap TBC.
8.
Stadium TBC?
1.
Kelas 0: Tidak ada jangkitan tuberkulosis,
tidak terinfeksi (tidak ada riwayat terpapar, reaksi terhadap tes kulit
tuberkulin tidak bermakna).
- Kelas 1: Terpapar tuberkulosis, tidak ada bukti terinfeksi (riwayat pemaparan, reaksi tes tuberkulosis tidak bermakna)
- Kelas 2: Ada infeksi tuberkulosis, tidak timbul penyakit (reaksi tes kulit tuberkulin bermakna, pemeriksa bakteri negatif, tidak bukti klinik maupun radiografik).
Status kemoterapi (pencegahan) :
- Tidak ada
- Dalam pengobatan kemoterapi
- Komplit (seri pengobatan dalam memakai resep dokter)
- Tidak komplit
- Kelas 3: Tuberkuosis saat ini sedang sakit (Mycobacterium tuberkulosis ada dalam biakan, selain itu reaksi kulit tuberkulin bermakna dan atau bukti radiografik tentang adanya penyakit). Lokasi penyakit : paru, pleura, limfatik, tulang dan/atau sendi, kemih kelamin, diseminata (milier), menigeal, peritoneal dan lain-lain.
Status
bakteriologis :
a.
Positif dengan :
·
Mikroskop saja
·
Biakan saja
·
Mikroskop dan biakan
b.
Negatif dengan :
· Tidak
dikerjakan
Status
kemoterapi :
Dalam
pengobatan kemoterapi sejak kemoterapi diakhiri, tidak lengkap reaksi tes kulit
tuberkulin :
a.
Bermakna
b.
Tidak bermakna
- Kelas 4: Tuberkulosis saat ini tidak sedang menderita penyakit (ada riwayat mendapat pengobatan pencegahan tuberkulosis atau adanya temuan radiografik yang stabil pada orang yang reaksi tes kulit tuberkulinya bermakna, pemeriksaan bakteriologis, bila dilakukan negatif. Tidak ada bukti klinik tentang adanya penyakit pada saat ini).
Status
kemoterapi :
a.
Tidak mendapat kemoterapi
b.
Dalam pengobatan kemoterapi
c.
Komplit
d.
Tidak komplit
- Kelas 5: Orang dicurigai mendapatkan tuberkulosis (diagnosis ditunda)
Kasus
kemoterapi :
a.
Tidak ada kemoterapi
b.
Sedang dalam pengobatan kemoterapi.
9.
Komplikasi TB?
Komplikasi Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar akan
menimbulkan komplikasi seperti: pleuritis, efusi pleura, empiema, laringitis,TB
usus.Menurut Dep.Kes (2003) komplikasi yang sering terjadi pada penderita TB
Paru stadium lanjut: 1) Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah)
yang dapat mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya
jalan nafas. 2) Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial. 3) Bronkiectasis
dan fribosis pada Paru. 4) Pneumotorak spontan: kolaps spontan karena kerusakan
jaringan Paru. 5) Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang,
persendian, ginjal dan sebagainya. 6) Insufisiensi Kardio Pulmoner
10. Apa saja
penanganan TBC?
a.
Promotif
ü
Penyuluhan kepada masyarakat apa
itu TBC
ü
Pemberitahuan baik melalui
spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara pencegahan, faktor resiko
ü
Mensosialisasiklan BCG di
masyarakat.
b.
Preventif
ü Vaksinasi BCG
ü Menggunakan isoniazid (INH)
ü Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.
ü Bila ada gejala-gejala TBC
segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini.
c.
Kuratif
Pengobatan tuberkulosis terutama pada pemberian
obat antimikroba dalam jangka waktu yang lama. Obat-obat dapat juga digunakan
untuk mencegah timbulnya penyakit klinis pada seseorang yang sudah terjangkit
infeksi. Penderita tuberkulosis dengan gejala klinis harus mendapat minuman dua
obat untuk mencegah timbulnya strain yang resisten terhadap obat. Kombinasi
obat-obat pilihan adalah isoniazid (hidrazid asam isonikkotinat = INH) dengan
etambutol (EMB) atau rifamsipin (RIF). Dosis lazim INH untuk orang dewasa
biasanya 5-10 mg/kg atau sekitar 300 mg/hari, EMB, 25 mg/kg selama 60 hari,
kemudian 15 mg/kg, RIF 600 mg sekali sehari. Efek samping etambutol adalah
Neuritis retrobulbar disertai penurunan ketajaman penglihatan. Uji ketajaman
penglihatan dianjurkan setiap bulan agar keadaan tersebut dapat diketahui. Efek
samping INH yang berat jarang terjadi. Komplikasi yang paling berat adalah
hepatitis. Resiko hepatitis sangat rendah pada penderita dibawah usia 20 tahun
dan mencapai puncaknya pada usia 60 tahun keatas. Disfungsi hati, seperti
terbukti dengan peningkatan aktivitas serum aminotransferase, ditemukan pada
10-20% yang mendapat INH. Waktu minimal terapi kombinasi 18 bulan sesudah
konversi biakan sputum menjadi negatif. Sesudah itu masuk harus dianjurkan
terapi dengan INH saja selama satu tahun.
Baru-baru ini CDC dan American Thoracis
Societty (ATS) mengeluarkan pernyataan mengenai rekomendasi kemoterapi jangka
pendek bagi penderita tuberkulosis dengan riwayat tuberkulosis paru pengobatan
6 atau 9 bulan berkaitan dengan resimen yang terdiri dari INH dan RIF (tanpa
atau dengan obat-obat lainnya), dan hanya diberikan pada pasien tuberkulosis
paru tanpa komplikasi, misalnya : pasien tanpa penyakit lain seperti diabetes,
silikosis atau kanker didiagnosis TBC setelah batuk darah, padahal mengalami
batu dan mengeluarkan keringat malam sekitar 3 minggu.
11. Pengaruh
Tuberculosis pada kehamilan dan janin?
Kehamilan dan tuberculosis merupakan dua stressor yang berbeda pada ibu
hamil. Stressor tersebut secara simultan mempengaruhi keadaan fisik mental ibu
hamil. Lebih dari 50 persen kasus TB paru adalah perempuan dan data RSCM pada
tahun 1989 sampai 1990 diketahui 4.300 wanita hamil,150 diantaranya adalah
pengidap TB paru (M Iqbal, 2007 dalam http://www.mail-archive.com/).
Efek TB pada kehamilan tergantung pada beberapa
factor antara lain tipe, letak dan keparahan penyakit, usia kehamilan saat
menerima pengobatan antituberkulosis, status nutrisi ibu hamil, ada tidaknya
penyakit penyerta, status imunitas, dan kemudahan mendapatkan fasilitas
diagnosa dan pengobatan TB. Status nutrisi yang jelek, hipoproteinemia, anemia
dan keadaan medis maternal merupakan dapat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas maternal.
Usia kehamilan saat wanita hamil mendapatkan
pengobatan antituberkulosa merupakan factor yang penting dalam menentukan
kesehatan maternal dalam kehamilan dengan TB. Jika pengobatan tuberkulosis
diberikan awal kehamilan, dijumpai hasil yang sama dengan pasien yang tidak
hamil, sedangkan diagnosa dan perewatan terlambat dikaitkan dengan meningkatnya
resiko morbiditas obstetric sebanyak 4x lipat dan meningkatnya resiko preterm
labor sebanyak 9x lipat. Status sosio-ekonomi yang jelek, hypo-proteinaemia,
anemia dihubungkan ke morbiditas ibu. Kehamilan dapat berefek terhadap tuberculosis
dimana peningkatan diafragma akibat kehamilan akan menyebabkan kavitas paru
bagian bawah mengalami kolaps yang disebut pneumo-peritoneum. Pada awal abad
20, induksi aborsi direkomondasikan pada wanita hamil dengan TB.
Selain paru-paru, kuman TB juga dapat menyerang
organ tubuh lain seperti usus, selaput otak, tulang, dan sendi, serta kulit.
Jika kuman menyebar hingga organ reproduksi, kemungkinan akan memengaruhi
tingkat kesuburan (fertilitas) seseorang. Bahkan, TB pada samping kiri dan
kanan rahim bisa menimbulkan kemandulan. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran
pada pengidap TB atau yang pernah mengidap TB, khususnya wanita usia
reproduksi. Jika kuman sudah menyerang organ reproduksi wanita biasanya wanita
tersebut mengalami kesulitan untuk hamil karena uterus tidak siap menerima
hasil konsepsi.
Harold Oster MD,2007 dalam http://www.okezone.com/index.php
mengatakan bahwa TB paru (baik laten maupun aktif) tidak akan memengaruhi
fertilitas seorang wanita di kemudian hari. Namun, jika kuman menginfeksi
endometrium dapat menyebabkan gangguan kesuburan. Tapi tidak berarti kesempatan
untuk memiliki anak menjadi tertutup sama sekali, kemungkinan untuk hamil masih
tetap ada. Idealnya, sebelum memutuskan untuk hamil, wanita pengidap TB
mengobati TB-nya terlebih dulu sampai tuntas. Namun, jika sudah telanjur hamil
maka tetap lanjutkan kehamilan dan tidak perlu melakukan aborsi.
12. Cara
pengobatan TB pada kehamilan?
Pada prinsipnya pengobatan TB pada kehamilan tidak berbeda dengan
pengobatan TB pada umumnya. Menurut WHO, hampir semua OAT aman untuk kehamilan,
kecuali streptomisin. Streptomisin tidak dapat dipakai pada kehamilan karena
bersifat permanent ototoxic dan dapat menembus barier placenta. Keadaan ini
dapat mengakibatkan terjadinya gangguan pendengaran dan keseimbangan yang
menetap pada bayi yang akan dilahirkan. Perlu dijelaskan kepada ibu hamil bahwa
keberhasilan pengobatannya sangat penting artinya supaya proses kelahiran dapat
berjalan lancar dan bayi yang akan dilahirkan terhindar dari kemungkinan
tertular TB.
13.
Klasifikasi TB Paru
kesehatBerdasarkan hasil pemeriksaan dahak Depkes RI (2006)
mengklasifikasikan TB Paru dalam berbagai
kelompok sebagai berikut:
a. Tuberculosis pada BTA positif
tSekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak
Sewaktu-Pagi-Sewaktu hasilnya BTA positif. Spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu hasilnya BTA positif dan foto rontgen
dada menunjukkan gambaran tuberculosis aktif
b. Tuberculosis paru BTA negatif
Pemeriksaan 3 spesimen dahak Sewaktu-Pagi-Sewaktu hasilnya BTA negatif dan
foto rontgen dada menunjukkan tuberkulosis aktif. TBC paru BTA negatif rontgen
positif dibagi berdasarkan tingkat keparahan penyakitnya, yaitu batuk berat dan
ringan. Batuk berat bila gambaran foto rontgen dapat memperlihatkan gambaran
kerusakan paru yang luas.
c. Tuberculosis ekstra paru
tTuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain
paru, misalnya pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjuar
limfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat
kelamin dan lain-lain. TBC esktra paru dibagi berdasarkan pada tingkat
keparahan.
d.
TBC ekstra paru ringan
tPenyakit TBC yang menyerang di tempat selain paru yang berdampak ringan
terhadap manusia, misalnya TBC kelenjar limfe,
pleuritis eksudative unilateral, tulang (kecuali tulang belakang) karena di
dalam tulang belakang banyak terdapat serabut syaraf pusat yang mempengaruhi
otak, sendi dan kelenjar adrenal.
e. TBC esktra paru berat
kesehatPenyakit TBC
yang menyerang bukan pada paru dan berdampak sangat membahayakan karena
menyerang organ vital, misalnya: meningitis, millier,
perikarditis, peluritis eksudative duplex, TBC tulang belakang, TBC usus,
TBC saluran kencing dan alat kelamin
Bab IV
Penutup
3.1 Kesimpulan
- Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang ditularkan melalui udara yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang terinfeksi.
- TB paru disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis yang merupakan batang aerobic tahan asam yang tumbuh lambat dan sensitif terhadap panas dan sinar UV. Bakteri yang jarang sebagai penyebab, tetapi pernah terjadi adalah M. Bovis dan M. Avium.
3.2 Saran
·
Menutup mulut pada waktu batuk dan
bersin.
·
Meludah hendaknya pada tempat
tertentu yang sudah diberi desinfektan (air sabun) atau jangan meludah sembarangan
·
Menghindari udara dingin
·
Penyakit TBC dapat dihindari dengan cara menjaga agar tempat
tinggal/rumah tidak gelap, tidak lembab dan ventilasi udara harus cukup baik,
sinar matahari bisa masuk ke dalam ruangan karena kuman TBC dapat mati oleh
cahaya matahari. Dengan demikian, kuman yang masuk ke dalam tubuh lewat
pernapasan ataupun kulit luka dapat dicegah (Misnadiarly, 2006).
·
Menjemur kasur, bantal,dan tempat
tidur terutama pagi hari
·
Semua barang yang digunakan
penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dantidak boleh digunakan oleh
orang lain
·
Makanan harus tinggi karbohidrat dan
tinggi protein
- Setiap pasangan yang akan merencanakan kehamilan, hendaknya berkonsultasi dulu mengenai kondisi kesehatan kepada tenaga kesehatan, termasuk bidan. Hal ini bertujuan untuk mendeteksi penyakit/kelainan yang mungkin dialami calon orang tua, sehingga dapat melakukan tindakan yang lebih komprehensif dalam mengantisipasi dampak yang mungkin ditimbulkan dari penyakit yang diderita, baik bagi ibu maupun janin yang dikandungnya
Daftar pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan
http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/s1keperawatan08/204312005/bab1.pdfakitinfeksi
(Siswanto, 2008).
http://agen-pelangsing-xamslimer.farid.web.id/obat/tag/makalah-tbc/
Hangout pelajaran ilmu kesahatn
masyarakat
Hangout pelajaran sosiankes
Hangout pelajaran organisasi management
kesehatan
Hangout pelajaran hiperkes
Suryani,eko.2009.Pendidikan Promosi Kesehatan.Yogyakarta:Fitramaya
http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2011/11/28/8-jenis-penyakit-paru-yang-patut-diwaspadai-wanita/
Lampiran
Kasus 1
1.101
Warga Ciamis Potisif Mengidap TBC
Sabtu, 19/02/2011 - 04:52
CIAMIS, (PRLM).- Sebanyak 1.101 warga
tatar Galuh Ciamis positif mengidap Tuberkulosis (TBC atau Tb paru) pada tahun
2010. Jumlah tersebut lebih banyak dibandingkan dengan kondisi Tahun 2009 yang
hanya 878 penderita.
Masih banyaknya penderita Tb paru
tersebut menurut Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
(P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, dr. H. Yoyo, berkenaan dengan pola
hidup masyarakat serta menyangkut kebersihan lingkungan dan perilaku penderita.
Faktor penting lainnya adalah perilaku penderita yang kadang kala tidak
disiplin minum obat.
''Berdasarkan evaluasi, banyaknya
kasus yang belum sembuh tersebut juga erat kaitannya dengan perilaku penderita,
seperti tidak disiplin minum obat. Padahal salah satu faktor penyembuhan adalah
kedisiplinan dalam minum obat,'' tutur dia, di sela Monitoring dan Evaluasi
serta Validasi Data TB 2010, Jumat (18/2).
Dia mengatakan, sasaran suspek tahun
2010 sebanyak 17.325 orang, sedangkan sadaran penderita positif sebanyak 1.732
orang. Pencapaian pendataan yang positif menderita Tb paru sebanyak 1.101,
sementara pencapaian kesembuhan 360 atau sekitar 32,6 persen. Jumlah tersebut
lebih banyak apabila dibandingkan dengan kondisi tahun 2009, tercatat suspek
sasaran sebanyak 11.325, sasaran positif sebanyak 1.732 orang, pencapaian kesembuhan
sebanyak 885 orang atau 90,4 persen.
''Untuk tingkat kesembuhan tahun
2010, datanya masih dalam proses pengumpulan serta evaluasi, sehingga masih
dimungkinkan adanya penambahan persentasi penderita yang sembuh,'' ujarnya.
Penderita Tb paru yang terdeteksi
tersebut berdasarkan hasil pendataan dari sarana kesehatan masyarakat mulai
dari 51 Pusat Kesehatan Masyarakat(Puskesmas) yang tersebar di 36 kecamatan,
rumah sakit umum serta lembaga pemasyarakatan atau Lapas Ciamis. Sebagian besar
penderitanya adalah menyerang usia produktif.
Meskipun demikian banyak pula
penderita yang masih anak-anak. ''Dimungkinkan kondisi di lapangan bisa lebih
banyak, sebab tidak menutup kemungkinan ada penderita yang tidak menjalani
perawatan,'' ujarnya.
Dia mengatakan, salah satu kunci
keberhasilan proses penyembuhan adalah disiplin penderita dalam minum obat.
Untuk obat Tb paru, lanjutnya, diberikan secara gratis atau tidak dipungut
biaya. ''Memang ada kalanya penderita yang lupa minum obat. Oleh karenanya
perlu ada PMO (Pengawas Minum Obat), bisa dari keluarga atau tetangga dekat.
Dengan demikian penderita tidak terlambat minum obat. Gagalnya penyembuhan
sebagian disebabkan karena malas atau tidak disiplin minum obat,'' kata Yoyo.
Berkenaan dengan ketersediaan obat
Tb paru, dia mengatakan, sampai saat ini stok obat di Dinas Kesehatan Ciamis
tersedia cukup untuk pengobatan hingga tahun 2012. Untuk mengatasi atau
menuntaskan pengobatan Tb paru, tutur Yoyo, pihak Dinas kesehatan beserta
instansi terkait secara rutin menggelar sosialisasi. Dengan cara tersebut
masyarakat harus aktif melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
''Sekali lagi paket obat Tb paru
gratis. Kami berharap penderita yang aktif melakukan pengobatan, untuk
mengingatkan dinas juga terus melakukan sosialisasi,'' tuturnya.(A-101/das)***
Kasus 2
DALAM dua bulan terakhir ini, kasus gizi buruk
yang menimpa balita di Kab. Ciamis terus bertambah. Sebelumnya, ada dua balita
warga Ciamis yang menderita gizi buruk. Ke dua balita itu adalah Agung Ramadan,
warga jl. Ir. H. Juanda Ciamis, dan Asep, warga Desa Kertaharja, Panumbangan,
Ciamis.
Kini, satu lagi balita mengalami gizi buruk, yaitu Kayla, anak kedua pasangan Leni (30) dan Ikin (34), warga Dusun Cimandala, RT 1 RW 4, Kelurahan Benteng, Kecamatan Ciamis. Kayla yang masih berusia 2,5 tahun ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Hampir seluruh kulit yang menutupi tubuh Kayla tampak keriput dengan berat badan yang hanya 3,5 kg kilogram, padahal berat badan normal seusianya minimal 13 kilogram. Kayla pun baru mampu duduk dan merangkak, belum bisa berjalan seperti balita lainnya.
Atas kondisinya itu, Kayla terpaksa harus dirawat di RSUD Ciamis karena berat badannya di bawah normal dan kesehatannya terus menurnun. Anak kedua pasangan Leni dan Ikin ini sudah dirawat di RSUD Ciamis selama 15 hari. Setelah didiagnosa, balita gizi buruk itu juga mengidap TBC, alergi kulit dan pernafasan.
Leni menuturkan, Kayla lahir secara normal oleh bidan setempat dengan berat 2,7 ons. Bahkan di usia 8 bulan, berat badannya sudah mencapai 4 Kg. Namun saat usianya 1,5 tahun, Kayla terserang sakit, badannya terus menurun dan sering gatal-gatal.
"Awalnya sakit dulu setahun yang lalu, dan sudah dibawa ke dokter. Kata dokter, anak saya mengidap penyakit kekurangan hormon," terang Leni saat ditemui "KP" di Ruang Melati kamar 4, Rabu (5/10) kemarin.
Leni mengaku, saat Kayla sakit, tak langsung dirawat di Rumah Sakit karena mereka tak mampu membayar biaya Rumah Sakit. "Suami saya buruh tukang cukur, penghasilannya tidak besar. Hanya cukup untuk makan dan kebutuhan sehari-hari bersama dua anak saya," ujarnya.
Menurut Petugas RSUD di Ruang melati 4, setelah dirawat selama 15 hari, saat ini kondisi Kayla sudah ada perubahan, namun belum maksimal. Berat badannya selama 15 hari dirawat bertambah 3 ons. "Setiap hari Kayla diberi susu dan makanan bergizi, serta dipantau terus oleh dokter spesialis anak. Kayla juga harus mendapat perawatan intensif karena mengidap TBC dan alergi kulit," ujarnya.K-28***
Kini, satu lagi balita mengalami gizi buruk, yaitu Kayla, anak kedua pasangan Leni (30) dan Ikin (34), warga Dusun Cimandala, RT 1 RW 4, Kelurahan Benteng, Kecamatan Ciamis. Kayla yang masih berusia 2,5 tahun ini kondisinya sangat memprihatinkan.
Hampir seluruh kulit yang menutupi tubuh Kayla tampak keriput dengan berat badan yang hanya 3,5 kg kilogram, padahal berat badan normal seusianya minimal 13 kilogram. Kayla pun baru mampu duduk dan merangkak, belum bisa berjalan seperti balita lainnya.
Atas kondisinya itu, Kayla terpaksa harus dirawat di RSUD Ciamis karena berat badannya di bawah normal dan kesehatannya terus menurnun. Anak kedua pasangan Leni dan Ikin ini sudah dirawat di RSUD Ciamis selama 15 hari. Setelah didiagnosa, balita gizi buruk itu juga mengidap TBC, alergi kulit dan pernafasan.
Leni menuturkan, Kayla lahir secara normal oleh bidan setempat dengan berat 2,7 ons. Bahkan di usia 8 bulan, berat badannya sudah mencapai 4 Kg. Namun saat usianya 1,5 tahun, Kayla terserang sakit, badannya terus menurun dan sering gatal-gatal.
"Awalnya sakit dulu setahun yang lalu, dan sudah dibawa ke dokter. Kata dokter, anak saya mengidap penyakit kekurangan hormon," terang Leni saat ditemui "KP" di Ruang Melati kamar 4, Rabu (5/10) kemarin.
Leni mengaku, saat Kayla sakit, tak langsung dirawat di Rumah Sakit karena mereka tak mampu membayar biaya Rumah Sakit. "Suami saya buruh tukang cukur, penghasilannya tidak besar. Hanya cukup untuk makan dan kebutuhan sehari-hari bersama dua anak saya," ujarnya.
Menurut Petugas RSUD di Ruang melati 4, setelah dirawat selama 15 hari, saat ini kondisi Kayla sudah ada perubahan, namun belum maksimal. Berat badannya selama 15 hari dirawat bertambah 3 ons. "Setiap hari Kayla diberi susu dan makanan bergizi, serta dipantau terus oleh dokter spesialis anak. Kayla juga harus mendapat perawatan intensif karena mengidap TBC dan alergi kulit," ujarnya.K-28***
Langganan:
Postingan (Atom)